Jumat, 11 Juni 2010

Dua Masjid Ahmadiyah Diserang, Lebih 70 Tewas

Tehrek-e-Taliban Mengaku Bertanggung Jawab

Lahore, Pelita
Sejumlah pria bersenjata menyerang dua masjid milik kelompok Ahmadiyah, di Pakistan, Jumat (28/5), menyandera sejumlah jamaah, melemparkan granat, dan terlibat baku-tembak dengan aparat kepolisian. Insiden itu menewaskan lebih dari 70 orang dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan yang dilakukan selepas shalat Jumat itu.
Baku-tembak dan ledakan terdengar dari kedua masjid itu, salah satunya masjid terletak di dekat Model Town yang pada Maret lalu mengalami serangan bom bunuh diri. Masjid kedua yang mengalami serangan berada di kawasan padat penduduk Garhi Shahu.
Tidak ada laporan yang menyebutkan ada warga Indonesia yang menjadi korban atas peristiwa ini.
Kedua masjid tersebut milik kelompok Ahmadiyah yang berhaluan Qadiyani yang hingga saat ini masih memiliki 4 juta pengikut di seluruh Pakistan. Mereka seringkali menjadi target kekerasan kelompok mayoritas di Republik Islam itu.
Menurut laporan kepolisian, seorang pelaku teror tewas dan dua orang anggota kepolisian luka-luka, tulis koran yang berbasis di Lahore, The Nation. Kelompok militan Tehrek-e-Taliban mengaku bertanggung jawab atas insiden itu.
Teroris kembali menyerang masjid. Mereka meledakkan granat dan membakarnya. Mereka juga menculik sejumlah jamaah di masjid yang terbakar, kata pejabat keamanan lokal yang sedang memantau situasi, Mushar Ahmed kepada AFP .
Sejumlah televisi juga menayangkan baku-tembak tersebut. Sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua tampak terbakar serta seorang korban sipil yang bercucuran darah. Sejumlah saksi, seperti yang dikutip Harian Dawn Pakistan, mengungkapkan kejadian itu tepat setelah para jamaah menyelesaikan shalat Jumat.
Kelompok yang didirikan akhir abad ke-19 itu telah dinyatakan oleh konstitusi Pakistan pada 1970 sebagai aliran non- Muslim. Kelompok yang didirikan Ghulam Ahmad kelahiran 1838 ini memiliki kepercayaan unik, termasuk mengakui kenabian Ghulam Ahmad dan Nabi Isa meninggal pada umur 120 di Srinagar, Kashmir.
Kota Lahore yang berbatasan dengan India seringkali menjadi korban operasi Taliban dan Al-Qaeda. Dalam tiga tahun terakhir, sedikitnya terdapat 3.300 nyawa melayang akibat serangan teror.
Kekerasan antarsekte di Pakistan yang seringkali dipicu perseteruan antara Sunni dan Syiah telah memakan 4.000 korban dalam 10 tahun terakhir.
Pada Oktober 2005, delapan orang tewas dan mencederai 14 lainnya akibat serangan orang bertopeng yang melengkapi diri dengan senjata jenis AK di sebuah masjid Ahmadiyah di Kota Mandi Bahauddin, sekitar 100 Km dari Islamabad.
Insiden Jumat kemarin merupakan serangan terbesar setelah pada Maret lalu di Lahore, seorang pembom bunuh diri menyerang sebuah masjid di kawasan militer yang menewaskan 45 orang.
Serangan tersebut terjadi pada hari Jumat menjelang pelaksanaan shalat Jumat. Sedikitnya delapan serangan mendera Kota Lahore pada tahun lalu yang menewaskan 170 orang. Kota Lahore dikenal sebagai kota bersejarah, tempat bermukimnya sejumlah pembesar politisi, jenderal, dan aparat intelijen.

Sumber: pelita.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates