Tampilkan postingan dengan label Syair. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syair. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Maret 2011

Al-Qur'an Sumber segala kebenaran

Dari Nur suci Al-Qur’an muncul hari yang terang
Angin musim semi semilir mengusap kuntum hati.

Mentari pun tidak memiliki Nur dan kecemerlangan ini
Pesona dan keindahannya pun tak ada pada rembulan.

Yusuf dilemparkan sendiri ke sebuah lubang
Sedangkan Yusuf9 yang ini telah menarik manusia ke luar lubang.


Dari sumber segala ilmu, ia telah mengungkap ratusan kebenaran
Keindahannya menggugah wawasan mulia.

Tahukah kalian betapa luhur fitrat pengetahuan miliknya?
Penaka madu surgawi menetes dari wahyu Ilahi.

Ketika mentari kebenaran ini muncul di dunia,
Semua celepuk yang memuja kegelapan, bersembunyi semua.
Tak ada yang bisa merasa pasti di dunia ini,
Kecuali ia yang berlindung dalam wujudnya.

Ia yang diberkati dengan pengetahuannya
Menjadi khazanah pengetahuan,
Ia yang tidak menyadarinya
Serupa mereka yang tak tahu sesuatu apa.

Hujan rahmat Ilahi menghampiri dirinya
Wahai sialnya mereka yang meninggalkannya dan mencari yang lain.

Kecenderungan kepada dosa adalah gejala syaitan bernoda
Yang kuanggap manusia hanya mereka yang meninggal kannya.

Wahai tambang keindahan, aku tahu sumbermu
Engkau adalah Nur dari Allah yang mencipta semesta.

Aku tak hasrat dengan siapa pun, hanya engkau kasihku
Kami telah menerima nurmu dari Dia yang mendengar doa.

(Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 304-305, London, 1984).

Muhammad saw penghulu dan pembimbing

Muhammad saw penghulu dan pembimbing

Nabi yang bernama Muhammad itu,
Kami selalu berpegang kepada jubahnya.

Kasihnya yang masuk tubuh melalui susu ibu kami,
Menjadi nyawa kami yang bertahan sampai maut nanti.

Ia adalah Nabi terbaik dan makhluk tersempurna,
Kenabian menjadi sempurna dalam dirinya.


Kami minum dari sumber mata airnya,
Siapa yang telah kenyang, masih akan dipuaskan olehnya.

Apa pun wahyu atau ilham yang dikaruniakan kepada kami
Adalah karenanya, bukan karena diri kami.

Melalui wujudnya kami diberkati bimbingan dan kesempurnaan,
Tanpa dirinya, tak mungkin kami bertemu dengan yang Maha Abadi.

Mengikuti ajarannya tergurat di hatiku,
Apa pun yang berasal daripadanya adalah imanku.
(Siraj Munir, Ruhani Khazain, vol. 12, hal. 95).

sumber: narasumberislam.blogspot.com

Template by:
Free Blog Templates